Kemaskini Pesta Buku 2010 Episod 3: Buku Baru Terbit 2010

Berita Baik!


Buku-buku berjudul baru di bawah boleh didapatkan dengan diskaun istimewa hanya pada Pesta Buku Antarabangsa Kuala Lumpur 2010 di booth kami!

Jalan Pintas Meraih Hidayah 40 Prinsip Agama



Mutiara-mutiara Keimanan




Al-Quran Berbicara Tentang Takwa



Al-Fatihah : Menyusun Struktur dan Perasaan Insan




Travelog Turki Bumi Khalifah





Read more »

Kemaskini Pesta Buku 2010 Episod 2

Update!

  • Lokasi booth Pelima Media telah bertukar ke Dewan Tun Hussein Onn bersebelahan Bilik Kedah - G03 (sila rujuk imej di bawah)

Klik imej untuk pembesaran

  • Nama booth Pelima Media adalah Sufi Cube. Selamat datang ke Sufi Cube 2010! Destinasi wajib kunjung! ( Dapatkan penanda buku percuma. sementara stok masih ada )
  • Terdapat pelbagai jualan menarik di booth Pelima Media :
    • Buku-buku ( Terdapat 6 judul buku baru )
    • Kitab-kitab Tasawwuf
    • Poster-poster Islami
    • CD audio Qasidah
    • Badge Islami
    • Sessi fotografi berlatarbelakangkan salah satu pemandangan di Negara Turki

Nantikan update kami seterusnya mengenai promosi sempena Pesta Buku Antarabangsa Kuala Lumpur 2010!

Read more »

Pengetahuan Rasa
Syeikh Muhammad Hisyam Kabbani


Jika kita mengetahui bahwa dunia ini selalu bergerak menuju kegagalan dan kebinasaan, dan mengetahui bahwa manusia juga akan lenyap, meninggal dunia, tetapi masih saja tidak percaya – karena kita baru mencapai tingkatan membaca bukan merasa. Ada perbedaan yang penting antara “Pengetahuan Kertas” dan “Pengetahuan Rasa”. Pada secarik kertas tertulis “Ini adalah air”. Tetapi dengan membaca tulisan itu, kalian tidak bisa merasakan air tersebut. Kemungkinan lainnya adalah ketika kalian ada pada tingkatan rasa, kalian diberi air dan disuruh untuk merasakannya. Kalian ambil air itu, kalian cicipi air itu, merasakan manisnya dan rasa haus kalianpun terpuaskan. Karena Pengetahuan Kertas gagal sepenuhnya untuk menyampaikan rasa air tersebut, maka dengan cara yang sama iapun gagal untuk menyampaikan tentang rasa kematian. Kita membaca dan mendengar tentang kematian tetapi gagal sepenuhnya untuk mempercayainya hingga kita merasakannya sendiri. Dengan kepercayaan yang sesungguhnya, dikehidupan ini kita mencicipi kematian, merasakan kematian, bahkan mungkin merasakan manisnya. Malaikat Maut, Izrail, mungkin datang dengan belas kasih atau mungkin pula datang dengan azab atau hukuman.

“Hisablah dirimu sendiri sebelum kalian dihisab oleh Allah SWT.” Jika kalian menyadari berbuat salah, segeralah bertobat. Karena itulah mengapa rasa itu sangat penting. Bila kita tidak perduli, maka ketika meninggalkan tempat ibadah ini akan melupakan pesan-pesan yang telah kita dengar disini. Para orang saleh/wali tidak lupa. Mereka tidak takut. Mereka duduk dan merenung atau tafakur, mengingat Allah SWT. Rabia,duduk disudut ruangannya untuk bertobat. Orang-orang berkata padanya, “Aduh Rabia, kamu telah bertobat!” Dia berkata, “Aku harus tetap mengatakan ‘Ampuni aku, Ya Allah, aku berlindung hanya kepada-Mu.’Karena setiap kali aku mengatakan itu, maka diperlukan satu kalimat itu lagi untuk menutupi kalimat yang sebelumnya.”
Rahmat Nabi SAW adalah sebuah rujukan pada ayat dalam Al Qur’an, “Kami tidak mengutusmu melainkan sebagai rahmat bagi dunia.”Allah mengutus beliau untuk menyelamatkan kita. Dan bantuan atau perantaraannya adalah sebagimana yang dikatakan Nabi SAW, “… untuk orang-orang yang berdosa besar dari umatku.” Beliau berkata beliau akan menjadi perantara untuk mereka dengan pengetahuan atas kelemahan mereka.
Kita tidak bisa mencapai apa yang orang-orang saleh/para wali ingin kita mencapainya – dan itu menunjukan kelemahan kita.

Wa min Allah at Tawfiq
Read more »

memaknai musibah


>

Dan Sesungguhnya akan kami berikan ujian kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan, “inna lillahi wa innaa ilaihi raaji’uun” Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.

(QS. Al-Baqarah [2]: 155-157).

Awan kelam kembali menyelimuti negeri ini. Musibah demi musibah terus melanda negeri ini setelah sebelumnya Gempa yang terjadi di Jawa Barat. Di akhir bulan September, masyarakat Padang, Sumatera Barat kembali dikejutkan dengan peristiwa gempa bumi sebesar 7,6 SR tepat pukul 17.16 WIB. Musibah yang tidak diduga-duga sebelumnya ini telah membawa korban jiwa beratusan orang. Belum lagi trauma serta bangunan rumah yang rata dengan tanah dialami oleh ratusan ribu masyarakat Padang.

Bagaimana kita menyikapi semua peristiwa alam ini? Apakah ini merupakan azab dari Allah SWT atau ini merupakan ujian dari Allah? Ataukah fenomena ini sekadar musibah yang menjadi ujian bagi umat manusia? Atau justru malapetaka? Sebagai muslim tentunya kita patut membuka kembali ajaran kita yang mulia ini untuk memandang berbagai fenomena alam yang menimpa kita dengan pandangan Al Quran dan Sunnah.

Azab atau Ujian ?

Bencana gempa yang menimpa kita bukanlah merupakan azab yang diberikan oleh Allah kepada kita, seperti pemahaman yang terjadi pada sebahagian umat Islam. Mengapa ini bukan azab? Tidak lain kerana pasca diutusnya Nabi Muhammad SAW, azab bagi seluruh umatnya yang melakukan kemaksiatan akan ditunda sampai Hari Akhirat. Rasulullah SAW diutus oleh Allah sebagai rahmat seluruh alam, dalam firmannya Allah menyatakan: Dan tiadalah kami mengutus kamu (baca: Muhammad), melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam (QS. al-Anbiya [21]: 107). Rahmat ini tidak saja berlaku bagi umat muslim tapi juga berlaku bagi orang-orang kafir. Dengan demikian orang-orang kafir pun azabnya akan ditunda hingga hari kiamat.

Berbeda dengan umat-umat sebelumnya, dimana umat-umat terdahulu sebagaimana disebutkan Allah dalam surat At-Taubah [9] ayat 70: Belumkah datang kepada mereka berita penting tentang orang-orang yang sebelum mereka, (yaitu) kaum Nuh, ‘Aad, Tsamud, kaum Ibrahim, penduduk Madyan dan (penduduk) negeri-negeri yang telah musnah? Telah datang kepada mereka rasul-rasul dengan membawa keterangan yang nyata; maka Allah tidaklah sekali-kali menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri.

Umat-umat terdahulu langsung diazab manakala kufur kepada Rasul. Sedangkan umat Nabi Muhammad yang kufur atau bermaksiat pada Allah tidak langsung diazab melainkan ditunda hingga akhir kiamat. Sebagaimana Rasul menyebutkan dalam hadisnya: “Hari ini yang ada adalah amal dan tiada hisab, sedangkan hari esok (hari akhir) yang ada adalah hisab dan tiada amal” (HR. Bukhari). Dengan demikian jelaslah bahwa perhitungan (hisab) berupa adzab itu di akhirat kelak.

Bencana alam merupakan sunatullah di alam dan karakteristik yang diciptakan Allah SWT. Gempa yang terjadi mengikuti hukum sebab akibat. Musibah ini merupakan ujian bagi kita sebagaimana surat Al-Baqarah [2]: 155-157 diatas Allah berfirman: Dan Sesungguhnya akan kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan, “Inna lillahi wa innaa ilaihi raaji’uun” Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.

Dalam hadits yang lain, Rasulullah, melalui cucu lelaki sahabat Abdullah bin Mas’ud, Awn bin Abdullah mengatakan: “Nikmat yang terbesar adalah ketika bumi diratakan untuk anda, anda tetap menghargai apa yang telah diberikan Allah kepada anda berupa nikmat Islam.” Maka ketika pada saat ini kita mengalami kesulitan harta akibat musibah ini maka kita akan penuh dengan syukur memperingati kekayaan iman yang telah Allah kurniakan kepada kita dan kita akan merasa sanagat beruntung dengan diri anda sebagai muslim. Bencana gempa ini merupakan ujian sekaligus kurnia yang harus kita sikapi dengan sabar karena di balik semua ini ada hikmah yang dalam.




Read more »